Mendaki Gunung Bekel dan Candi Kendalisada via Balekambang

Halo teman-teman! Di artikel kali ini saya akan membagikan pengalaman saya ketika mendaki Gunung Bekel dan Candi Kendalisada yang berada di area Gunung Penanggungan, Mojokerto. Gunung Penanggungan sendiri tergolong sebagai salah satu gunung yang suci di tanah Jawa. Maka tidak heran jika berbagai peninggalan sejarah jaman kerajaan tersebar mengelilingi area Gunung Penanggungan ini, salah satunya Candi Kendalisada. Candi Kendalisada ini terletak di Gunung Bekel yang mana Gunung Bekel sendiri merupakan salah satu punggungan dari Gunung Penanggungan.

Gunung Penanggungan dari Puncak Gunung Bekel

Saya mendaki Gunung Bekel dan Candi Kendalisada ini bersama paman saya pada bulan Agustus tahun 2020 lalu. Kami mendaki Gunung Bekel dan Candi Kendalisada melalui jalur yang berada di Dusun Balekambang, Desa Seloliman, Kecamatan Trawas, Kabupaten Mojokerto. Kami menitipkan motor kami ke salah satu rumah warga di sana karena tidak ada semacam Basecamp yang tersedia di jalur tersebut. 

Baca juga: Perjalanan Menuju Candi Selokelir Melalui Jalur Pendakian Kedungudi

Mendaki Gunung Bekel dan Candi Kendalisada via Balekambang

Pendakian

Perjalanan pendakian pun dimulai, saat melangkahkan kaki untuk pertama kalinya kami langsung dihadapkan dengan tanjakan bebatuan yang panjang yang cukup curam melewati kebun dan kandang warga. Karena dekat dengan kandang ternak milik warga, kami juga harus berhati-hati karena terdapat beberapa "ranjau darat" yang siap menyambut kami di jalur haha. Setelah menanjak melewati kandang ternak milik warga, jalan akan sedikit landai melewati kebun-kebun milik warga. Jika kalian berangkat pada pagi hari, kalian akan bertemu dengan beberapa warga yang sedang berkebun. Kalian bisa sekadar menyapa mereka atau bertanya mengenai jalur pendakian kepada mereka, karena memang cukup banyak sekali percabangan jalan yang ada di sekitar kebun-kebun itu, jadi cukup sulit untuk menemukan yang mana jalur yang mengarahkan kita menuju puncak Gunung Bekel. Saya sarankan kalian untuk bertanya kepada warga mengenai jalur pendakian, karena kami pun juga sempat salah jalur waktu itu. Mata pun harus dengan fokus dan jeli digunakan karena banyak petunjuk arah yang tidak terlalu besar ditempelkan di pohon-pohon sekitar.

 

Pemandangan perkampungan dari atas

Jalur bebatuan yang terus menanjak

Pendakian dilanjutkan melalui jalur setapak yang terus dan terus menanjak. Jalur yang dilewati pun cukup rapat sekali dengan rerumputan dan pepohonan, mungkin karena jalur Balekambang yang kami lalui ini memanglah bukan jalur yang cukup populer seperti jalur Jolotundo dan jalur Tamiajeng. Namun, karena jalur yang terus menerus menanjak dan berada di ketinggian, kami sesekali bisa melihat pemandangan di bawah, sehingga cukup menyejukkan mata dan membantu mengusir rasa lelah yang dirasa.

Sekitar 2 jam perjalanan dari kandang ternak milik warga tadi, akhirnya kami sampai di area Candi Kama II. Candi Kama II ini merupakan tumpukan-tumpukan batu yang disusun berundak namun bentuknya menurut saya kurang begitu jelas.

Candi Kama II

Candi Kama II

Setelah beristirahaat sejenak di area Candi Kama II, perjalanan kami lanjutkan menuju ke puncak Gunung Bekel dan Candi Kendalisada. Pendakian masih terus menanjak. Di tengah perjalanan dari Candi Kama II menuju ke Candi Kendalisada akan terdapat pertemuan jalur dengan jalur lain seperti jalur Jolotundo. Namun, semua jalur tetap mengarah jadi satu ke puncak (Cuma kalau turun kalian jangan sampe salah jalur ya hehe).


Sekitar 1 jam perjalanan telah berlalu, tibalah kami di Candi Kendalisada. Cukup mengagumkan sekali Candi Kendalisada ini, dengan bentuk candi yang berundak dan terdapat relief di sisi depan candi. Candi yang berada di sisi tebing ini juga memiliki semacam gua kecil di sampingnya. 

Candi Kendalisada yang berada di sisi tebing

Plakat nama Candi Kendalisada

Semacam gua kecil di Candi Kendalisada

Candi Kendalisada

Relief di Candi Kendalisada

Relief di Candi Kendalisada

Pemandangan matahari terbenam dari area Candi Kendalisada

Pemandangan yang disuguhkan oleh Candi Kendalisada ini begitu keren sekali. Candi yang megah ini cukup menyihir saya untuk mengambil banyak foto karena keindahannya. Namun, pendakian tetap berlanjut. Setelah puas menikmati waktu di Candi Kendalisada, kami mulai melanjutkan perjalanan menanjak yang cukup ektrim sekali menuju ke puncak Gunung Bekel. Kami dihadapkan dengan tanjakan curam dengan medan bebatuan berpasir yang cukup licin sekali ditambah lagi dengan pemandangan yang langsung mengarah ke bawah yang cukup menurunkan adrenalin kami. Sekitar 30 menit setelahnya kami berhasil sampai di hamparan ladang yang cukup luas yang langsung menghadap ke arah puncak Gunung Penanggungan. Ya! Kami telah sampai di Puncak Gunung Bekel. Puncak Gunung Bekel cukup luas dan sangat terbuka sekali sehingga angin pun berhembus dengan kencang di atas sini. Dari atas puncak Gunung Bekel ini, kami dapat melihat ke segala penjuru mata angin. Selain pemandangan Gunung Penanggungan, kami juga bisa melihat Pegunungan Arjuna-Welirang. Bahkan, kami juga bisa melihat pemandangan Lumpur Lapindo yang berada di sisi timur laut. Sungguh menyenangkan sekali.

Baca juga: Menggapai Puncak B9 Gunung Butak

Puncak Gunung Bekel

Pemandangan Puncak Gunung Penanggungan

Pemandangan dari Puncak Gunung Bekel

Lumpur Lapindo dilihat dari Puncak Gunung Bekel

Plakat dan Bendera Merah Putih di Puncak Gunung Bekel

Mungkin itu cerita dari saya ketika mendaki ke Gunung Bekel dan Candi Kendalisada ini teman. Semoga bisa menginspirasi kalian. Tetap jaga dan lestarikan alam kita!

Next Post Previous Post
No Comment
Add Comment
comment url